Senin, 06 September 2010 , 10:19:00 WIB
RMOL. DI dalam sebuah Hadits yang masyhur, Nabi Muhammad bersabda: ”Dalam jasad manusia ada segumpal darah. Jika dia sehat maka baiklah manusia. Jika dia sakit, maka rusaklah manusia. Segumpal darah itu tiada lain adalah hati.”
Secara fisiologis, hati (lever) adalah organ tubuh yang sangat penting. Fungsi hati mempengaruhi keseluruhan proses metabolisme. Secara psikologis hati adalah locus yang menggerakkan perilaku manusia. Menurut para psikolog, hati adalah pusat perasaan, atau emosi. Jika hati bahagia, muka akan berseri-seri, cerah ceria, awet muda. Jika hati duka, wajah cemberut, kulit lebih cepat berkerut, penuaan datang lebih dini.
Hati adalah kejujuran. Mulut bisa berbohong. Lidah bisa bersilat. Tetapi hati tidaklah demikian. Karena itu manusia tidak bisa membohongi hatinya. Mendustai hati berarti membohongi diri sendiri. Menurut Alquran, pembohong adalah manusia yang berhati busuk, mengidap penyakit hati kronis. Merekalah orang-orang yang hidupnya penuh tipu muslihat dan laku jahat. Mereka tidak hanya berusaha terus menerus memperdayai kaum beriman bahkan menipu Allah dengan kebohongan mulutnya (Qs. 2, al-Baqarah: 9-10).
Hati adalah cermin bening yang memancarkan segala keindahan. Dosa, kata Al-Ghazali, adalah noda hitam yang menempel di hati. Apabila manusia terus menerus berbuat dosa, maka hatinya akan tertutup noda. Tidak ada lagi cahaya yang bisa menembus. Hati yang bening adalah sumber kearifan. Manusia dapat menjelaskan berbagai hal dalam kehidupan dengan nalar pikirnya (tafakkur).
Lebih dari itu, manusia memiliki kemampuan menangkap makna dan kedalaman suatu fenomena dengan hatinya (tadzakkur). Tafakkur dan tadzakkur adalah dua fungsi akal yang hanya dimiliki oleh manusia yang jernih fikirannya, bening hatinya. “Apakah mereka tidak menjelajah dunia, yang dengannya mereka memiliki hati yang berakal, dan pendengaran yang sensitif? Sesungguhnya penglihatan mereka tidak buta, yang buta adalah hati di dada.” (Qs. 22, al-Hajj: 46).
Ramadhan adalah bulan berdzikir untuk mengasah mata batin dan ketajaman akal. Memahami dengan hati adalah sumber pengetahuan irfani. Darinya, lahirlah kearifan dan pribadi yang bijaksana. Jika hati bening, wajah cerah ceria, semua hal terang benderang, dan masa depan gemilang.
Penulis adalah Sekretaris PP Muhammadiyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar