Oleh Darul Qotni Abbas
Secara terminologi, debat (al-jadal atau al-jidal) identik dengan dialog atau berbincang (at-tahawur). Berdebat identik dengan mempertahankan kebenaran yang dipahami, diyakini, dan diklaim sebagai dasar manusia berpijak dalam jalan kehidupannya.
Mempertahankan pendapat yang argumentatif, rasional, dan dapat dipahami dengan tetap berpegang pada etika berdebat, adalah mutlak harus dilakukan. Di musim kampanye pemilihan presiden kali ini, acara debat seolah menjadi acara wajib yang disuguhkan kepada publik.
Namun, perlu diingat bahwa dalam berdebat, ada asas-asas syariat yang perlu ditaati, semisal, jangan mencaci, menghina, membuka aib, dan kritik-destruktif.
Debat pada dasarnya adalah menyampaikan hujjah atau yang diduga sebagai hujjah oleh dua pihak yang berbeda pendapat. Tujuannya adalah untuk membela pendapatnya atau mazhabnya, membatalkan hujjah lawannya, serta mengalihkannya pada pendapat yang tepat dan benar menurut pandangannya.
Debat adalah perkara yang diperintahkan syariat untuk menyatakan yang haq dan membatalkan yang bathil. Dalilnya, antara lain, adalah firman Allah SWT, ''Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik serta bantahlah mereka dengan cara yang baik.'' (QS Annahl [16]: 125).
Rasulullah SAW juga sering mendebat kaum musyrik Makkah, Nasrani Najran, dan Yahudi Madinah. Pengembang dakwah akan senantiasa menyerukan Islam, melakukan amar makruf nahi mungkar, dan memerangi pemikiran yang sesat.
Karena debat telah ditentukan sebagai cara (uslub) untuk melakukan semua aktivitas tersebut, maka debat menjadi suatu kewajiban, sesuai dengan kaidah fikih. Namun demikian, ada satu jenis perdebatan yang dicela oleh syariat, bahkan dianggap sebagai bentuk kekufuran. Ini ketika mendebat Allah SWT dan ayat-ayat-Nya.
Allah SWT berfirman, ''Dan Kitab yang diturunkan kepadamu daripada Tuhanmu itu adalah benar, akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman (kepadanya).'' (QS Arra'd [13]: 1).
Berdebat tentang Alquran untuk menetapkan bahwa Alquran bukanlah mukjizat atau bukan berasal dari Allah SWT, juga merupakan suatu kekufuran. Rasulullah SAW, sebagaimana dituturkan Abu Hurairah, pernah bersabda, ''Berdebat tentang Alquran adalah kekufuran.'' (HR Ahmad).
Semoga kita terhindar dari perdebatan yang membawa pada kekufuran. Sebaliknya, melakukan debat untuk menyingkap kebenaran serta mempertebal keimanan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
Kamis, 25 Juni 2009
Berdebat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar