Sabtu, 27 Juni 2009

Akhlak Mulia Ciri Mukmin Sejati

Oleh: Yasir Maqosid, Lc

 


“Sesungguhnya Allah adalah Dzat Yang Mahaindah dan mencintai keindahan. Dia mencintai akhlak yang tinggi dan membenci akhlak yang rendah.” (HR Ath-Thabrani dan Ibnu Asakir)
Dengan kemuliaan akhlak seorang mukmin mampu mencapai derajat yang tinggi Ia akan mendapat derajat sama dengan derajat para mujahid fi sabilillah, para ahli ibadah, orang-orang yang senantiasa berpuasa, orang-orang yang shalat di malam hari dan orang-orang yang beristighfar di sore hari. Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya seorang muslim musaddid (ibadahnya sedang-sedang saja) akan mampu mencapai derajat orang-orang ahli puasa yang mendirikan ayat-ayat Allah, disebabkan oleh keindahan akhlaknya dan kemuliaan prilakunya.”(HR Ahmad dan Ath-Thabrani) 
Nabi saw juga menjelaskan bahwasanya orang mukmin yang imannya paling sempurna adalah orang yang paling mulia akhlaknya. Dan dengan kemulian akhlak seorang mukmin dapat mencapai derajat orang-orang yang berpuasa dan menunaikan zakat.
Orang-orang yang berakhlak luhur, berwatak mulia dan berperilaku bersih adalah manusia yang paling dicintai oleh Baginda Nabi dan akan mendapat tempat terdekat dengan beliau kelak pada Hari Kiamat. 
Dalam sebuah hadits, beliau menyatakan bahwasanya orang yang paling beliau cintai dan akan mendapat tempat terdekat dengan beliau pada Hari Kiamat adalah yang paling mulia akhlaknya. 
Sedangkan orang yang paliang beliau benci dan yang paling jauh tempatnya dengan beliau pada Hari Kiamat kelak adalah orang yang buruk akhlaknya, yaitu Ats-Tsartsarun (orang-orang yang banyak bicara), Al-Mutasyadidiqun (orang-orang-orang yang suka memanjangkan pembicaraan) dan Al-Mutafayhiqun (orang-orang yang congkak.).
Akhlak yang mulia juga akan menjadikan timbangan kebaikan seseorang bertambah berat pada Hari Kiamat kelak. Hitungan amal baiknya akan meningkat sedangkan timbangan amal buruknya akan berkurang. Rasulullah saw bersabda, “Tiada sesuatu yang lebih bisa memberatkan timbangan (kebaikan) orang mukmin pada hari kiamat, daripada akhlak yang baik. Sesungguhnya Allah membenci orang yang berkata kotor dan hina.(HR At-Tirmidzi)
Tahapan-tahapan dan kejadian-kejadian pada Hari Kiamat juga akan mudah dilalui oleh seorang yang berakhlak mulia. Dia akan mendapatkan tempat yang paling mulia dan derajat yang tinggi. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwasanya seorang hamba dengan kemuliaan akhlaknya akan mencapai derajat-derajat di akhirat yang tinggi dan tempat tinggal yang mulia. Padahal di dunia ibadahnya biasa-biasa saja. Sedangkan seseorang yang akhlaknya buruk akan terjerumus ke derajat paling rendah di neraka jahanam.
Lantas bagaimana agar kita bisa berakhlak mulia? 
Pertama, membaca buku-buku dan mendengarkan ceramah-ceramah agama yang menerangkan perihal akhlak Rasulullah, para sahabat, dan ulama-ulama saleh.
Kedua, mengamalkan sedikit demi sedikit tentang akhlak mulia yang sudah kita pelajari. 
Ketiga, berdoa kepada Allah supaya dikaruniai akhlak yang baik dan terhindar dari akhlak yang buruk.
Rasulullah mengajarkan kepada kita doa untuk mendapatkan akhlak yang mulia. Diriwayatkan bahwa beliau berdoa, “Ya Allah, tunjukkanlah kepadaku keindahan akhlak yang tiada bisa menunjukkan keindahannya melainkan Engkau semata. Dan palingkanlah dariku keburukan akhlak yang tiada bisa memalingkan dari keburukannya, melainkan Engkau semata.(HR Muslim)
Dalam hadits yang lain diriwayatkan bahwa Rasulullah saw meminta perindungan dari keburukan akhlak, keburukan watak dan kerendahan adab. Beliau berdoa, “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kemungkaran akhlak, amal-amal perbuatan, hawa-hawa nafsu dan penyakit-penyakit (hati).” (HR At-Tirmidzi dan Ath-Thabrani)
Dewasa ini bangsa Indonesia dihadapkan dengan problem kemerosotan akhlak yang sangat drastis. Bangsa Indonesia yang dahulu dikenal santun, ramah dan bersahabat, akhir-akhir ini berubah menjadi bangsa yang kasar, bengis dan arogan. 
Setiap hari kita saksikan media-media informasi menayangkan berita kriminal. Ada anak yang tega membunuh orangtuanya sendiri, ayah yang memperkosa anak gadisnya sendiri, bahkan seorang ibu tanpa perasaan membuang bayinya sendiri ke tempat sampah. 
Menjadi tugas setiap orang mukmin untuk memperbaiki kebobrokan akhlak di negara ini dengan menampilkan akhlak yang mulia. Sebab, akhlak mulia merupakan ciri dari seorang mukmin sejati. Dengan menebarkan akhlak mulia, maka perilaku masyarakat yang sudah kacau balau ini perlahan-lahan akan berubah ke arah yang lebih baik. (*)

*) Penulis adalah Pengasuh Pondok Pesantren Syafi’i Akrom Jenggot Pekalongan Selatan Jawa Tengah.

Tidak ada komentar:

Al Quran On Line