Oleh Taufik Damas
Dalam sejarah perjuangan Rasulullah SAW, tercatat nama Umarah ibn al-Walid ibn al-Mughirah. Ia adalah seorang pemuda yang tampan dan menarik.
Terdapat kisah yang patut disimak menyangkut pemuda ini. Orang-orang kafir Quraisy telah memilihnya untuk ditukar dengan Rasulullah SAW karena keistimewaan fisiknya itu.
Orang-orang kafir Quraisy merasa terancam dengan dakwah Rasulullah SAW. Mereka melakukan berbagai cara untuk menghentikannya. Bujukan, hinaan, hingga penyiksaan telah mereka lakukan terhadap Nabi SAW dan para pengikutnya.
Hingga suatu hari mereka datang kepada Abu Thalib, paman Nabi SAW, hendak menukar Rasulullah SAW dengan Umarah. Mereka menyerahkan Umarah kepada Abu Thalib dan Abu Thalib menyerahkan Rasulullah SAW kepada mereka.
Mereka berharap Abu Thalib mengangkat Umarah sebagai anak angkatnya menggantikan Rasulullah SAW. Dan, mereka membawa Rasulullah SAW untuk kemudian dibunuh.
Mendengar tawaran itu, Abu Thalib terkejut. Ia pun menolak seraya berkata, ''Tidak mungkin aku menyerahkan Muhammad SAW untuk kalian bunuh, sementara kalian menyerahkan Umarah untuk aku jadikan anak.'' Salah satu tokoh Quraisy yang ikut mengajukan tawaran ini adalah al-Walid ibn al-Mughirah, ayah kandung Umarah sendiri.
Berkenaan dengan siasat yang tidak manusiawi itu, Allah SWT menurunkan wahyu yang mengecam mereka. Firman Allah SWT tentang orang-orang kafir yang mendustakan agama Allah SWT termaktub dalam Alquran surah Almuddatstsir (74): 11-30.
Mengapa kaum Quraisy sampai membuat penawaran yang tidak masuk akal itu? Apakah mereka berpikir Abu Thalib akan menerimanya karena akan mendapatkan Umarah yang tampan dan lebih muda dari Rasulullah SAW?
Apa pun pertimbangan mereka, tawaran itu adalah bukti kepanikan di hadapan sebuah kebenaran yang tidak dapat mereka bendung. Kebencian terhadap kebenaran melahirkan sikap panik dan penderitaan berkepanjangan bagi pelakunya. Apa pun akan mereka lakukan untuk meredamnya.
Dalam banyak kasus, kepanikan mendorong orang melakukan tindakan destruktif yang merugikan banyak orang. Harapan mendapatkan keuntungan, yang datang justru kerugian. Inilah yang dialami oleh kaum Quraisy ketika mereka menentang kebenaran risalah yang dibawa Rasulullah SAW.
Di zaman sekarang, yang menghalangi sebagian orang untuk menerima kebenaran adalah keserakahan ekonomi dan politik. Mereka tidak segan menjadikan agama sebagai alat mengeruk keuntungan pribadi hingga nilai-nilai luhur agama terabaikan.
Sejarah kaum Quraisy menunjukkan bahwa siapa pun yang menentang atau menodai kebenaran pasti akan kalah dan menjadi pesakitan.
Selasa, 04 Agustus 2009
Pelajaran dari Suku Quraisy
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar