Selasa, 04 Agustus 2009

Amal Saleh



Oleh A Ilyas Ismail

Agama Islam dalam pandangan filosof Muslim terkemukan, Ibn Sina, tak hanya menekankan pikiran, tetapi terlebih lagi adalah tindakan atau perbuatan ('amal ). Bahkan dalam Islam, perbuatan atau tindakan dapat dipandang sebagai mood of existence , yaitu cara beradanya manusia. Seseorang disebut ada (eksis) bila ia bekerja atau berbuat. Tanpa kerja, ia sama dengan tidak ada ( wujuduh-u ka'adamih-i ).

Terdapat beberapa prinsip amal saleh yang perlu diketahui. Pertama, amal saleh adalah buah dari iman ( tsamrat al-iman ). Iman tak fungsional dalam kehidupan tanpa amal saleh. Sebaliknya, perbuatan tak dinamai amal saleh bila tak bersandar pada iman.

Dalam Islam, integrasi iman dan amal saleh menjadi pangkal keselamatan dan kesuksesan hidup manusia. ''Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh.'' (QS Al-'Ashr [103]: 1-3).

Kedua, amal saleh adalah alam ( nature ) manusia. Menurut nature -nya, manusia suka pada kebaikan. Karena kebaikan adalah alam manusia, maka sesungguhnya hanya yang baik (kebaikan) yang bersifat manusiawi dalam arti berguna bagi manusia.

Sedangkan yang buruk (keburukan), dengan sendirinya tidak bersifat manusiawi dalam arti tidak berguna dan tidak sesuai dengan alam dan kemuliaan manusia. ''Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya, adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi.'' (QS Arra'd [13]: 17).

Ketiga, amal saleh tidak untuk Tuhan, tapi untuk kebaikan manusia itu sendiri. Manusia harus beragama dan beramal saleh, bukan untuk Tuhan, tapi untuk kebaikan hidupnya sendiri di dunia dan di akhirat. Jangan mengira, kalau seorang berbuat baik, maka ia telah merasa dirinya berbuat baik kepada Tuhan.

''Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah yang Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.'' (QS Fathir [35]: 15).Keempat, amal saleh mendorong terkabulnya doa. Prinsip ini didasarkan pada ayat berikut, ''Barang siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allahlah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya.'' (QS Fathir [35]: 10).

Jadi, untuk terkabulnya doa, diperlukan kekuatan pendorong bernama amal saleh. Namun, amal saleh di sini tak hanya bermakna kebaikan dalam arti sempit, tapi amal saleh dalam arti luas berupa kerja keras dan kerja cerdas yang mendorong produktivitas, kerja yang mendatangkan kebaikan ( dzatu shalah ) bukan hanya bagi pelakunya, tapi juga bagi umat dan bangsa.

(-)

Tidak ada komentar:

Al Quran On Line