Selasa, 09 Desember 2008

Kurban dan Persaudaraan


Oleh Muhammad Gufron Hidayat

''Barangsiapa yang mempunyai kelapangan, namun tidak berkurban, maka janganlah sekali-kali mendekati tempat shalat kami.'' (HR Ahmad dan ibn Majah).Pada tafsir Ma'ani Alquran dijelaskan bahwa kurban bermakna sarana untuk mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah. Kurban adalah salah satu bukti kepatuhan dan cinta seorang hamba kepada Tuhannya. Berapa besar cintanya kepada Allah SWT terlihat dari apa yang ia kurbankan. Hal ini sesuai dengan kisah pengorbanan Qabil dan Habil.

Sebaik-baiknya kurban tentunya tidak akan sempurna jika tidak diikuti dangan niat yang ikhlas karena Allah SWT. Kurban yang dipersembahkan Habil selain karena ia mengorbankan harta paling baik juga karena rasa takwanya kepada Allah.
''Daging-daging (unta) dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.'' (QS Alhajj [22]: 37).

Bila ditelusuri lebih jauh, ternyata kurban tidak hanya berdimensi religius, tapi juga sosial. Kurban dianjurkan kepada orang yang mampu. Hal ini dapat dipahami, bahwa kurban selain untuk menunjukkan ketaatan dan kecintaan kepada Allah SWT, juga sebagai jalan yang menghubungkan antara golongan kaya dan miskin, untuk menjaga agar silaturahim antarberbagai lapisan masyarakat tetap terjalin.

Pada hari raya kurban, orang-orang yang tidak mampu bisa menikmati daging hewan kurban karena selama ini mungkin mereka tidak mampu membeli. Interaksi saling memberi ini akan merekatkan hubungan persaudaraan antara sesama. Itulah mengapa dalam Islam dikenal sedekah, infak, hibah, dan zakat. Inti dari semuanya adalah adanya pengalihan harta dari golongan mampu kepada kurang mampu.

Hal yang perlu diperhatikan juga bahwa kurban menggambarkan kerelaan untuk mengorbankan sesuatu yang kita cintai. Kisah Nabi Ibrahim yang rela mengorbankan putranya Ismail adalah bukti betapa kurban memberi pelajaran sangat berharga untuk kehidupan. Jiwa rela berkorban untuk orang lain dan membantu sesama yang membutuhkan, jika ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari maka kesulitan yang dihadapi bangsa inipun akan segera teratasi. Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Al Quran On Line