Sabtu, 12 Desember 2009

Muhasabah


Oleh Ahmad SM


Hari esok adalah hari setelah hari ini. Namun, tak seorang pun mampu menjamin bahwa dia akan sampai pada hari esok. Hari kemarin adalah hari yang sudah jauh meninggalkan kita dan tidak mungkin kembali ditemui. Sementara, perbekalan yang harus dibawa, kebaikan yang dilakukan, serta kelalaian yang dikerjakan harus dievaluasi agar mendatangkan keuntungan.

Muhasabah atau dalam manajemen modern dikenal dengan evaluasi merupakan poin penting dalam setiap hal dan pekerjaan. Lima belas abad yang silam, Islam telah mengingatkan penganutnya untuk selalu mengadakan evaluasi dalam setiap amalan dan perjalanan hidupnya.

''Hasibu anfusakum qabla an tuhasabu, wazzinu anfusakum qabla an tuwazanu'' (evaluasilah diri kalian sebelum kalian dievaluasi dan timbanglah ia sebelum engkau ditimbang). Demikian Amirul Mukminin, Umar bin Al-Khathab mengingatkan para sahabat dan orang-orang setelahnya.

Bahkan, Maimun bin Mahran sebagaimana dikutip Sa'id Hawwa mengatakan, ''Seorang hamba tidak termasuk golongan orang bertakwa sehingga dia menghisab dirinya lebih keras ketimbang muhasabah-nya terhadap mitra usahanya; sedangkan dua orang mitra usaha saling muhasabah setelah bekerja.''

Hisab di akhirat akan menjadi ringan bagi orang-orang yang melakukan muhasabah--mengevaluasi diri--di dunia, dan akan menjadi berat pada hari Kiamat bagi orang yang mengambil urusan ini tanpa muhasabah.

Dalam konteks hidup bermasyarakat, muhasabah jama'i atau evaluasi bersama merupakan tuntutan dan keniscayaan bagi seluruh anggota masyarakat. Karena perbaikan masyarakat tidak bisa dilakukan oleh perorangan atau dikerjakan sebagian kecil warganya, namun harus dilakukan seluruh elemen masyarakat.

''Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.'' (QS Ar-Ra'du [13] : 11).

Kata pengganti nama pada kata anfusihim (diri-diri mereka) dalam surat itu, tertuju kepada qaum/masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa perbaikan suatu komunitas atau masyarakat tidak bisa terwujud sempurna, kecuali dilakukan oleh seluruh warga masyarakat secara bersama-sama.

(-)

Tidak ada komentar:

Al Quran On Line