Oleh KH Didin Hafidhuddin
Salah satu gaya hidup orang yang beriman dan bertakwa, yang membedakannya dengan orang lain, adalah kesediaannya untuk selalu berinfak, mengeluarkan sebagian harta yang dimilikinya bagi kebaikan dan kemaslahatan bersama, dalam segala kondisi dan situasi.
Allah SWT berfirman dalam QS Ali Imran [3]: 133-134, ''Dan bersegeralah dalam mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.''
Orang yang selalu berinfak tidak akan pernah merugi dalam kehidupannya. Allah SWT berfirman dalam QS Faathir [35]: 29-30, ''Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Alquran) dan melaksanakan shalat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi. Agar Allah menyempurnakan pahalanya kepada mereka dan menambah karunia-Nya. Sungguh Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.''
Orang yang selalu berinfak akan memiliki etos kerja sekaligus etika kerja yang tinggi. Artinya, ia hanya akan berusaha untuk mendapatkan rezeki yang halal dan bersih, meskipun menghadapi berbagai macam godaan dan tantangan yang berat.
Berinfak dan bersedekah bukanlah memberikan harta yang jelas-jelas didapatkan dengan cara yang tidak benar, seperti korupsi dan menipu. Akan tetapi, membersihkan harta yang jelas-jelas didapatkan dengan cara halal, agar hak orang lain yang melekat pada setiap harta yang dimilikinya dapat disalurkan kepada yang berhak menerimanya. Allah SWT berfirman, ''Dan pada harta benda mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak meminta.'' (QS Adz-Dzaariyaat [51]: 19).
Infak dari harta yang jelas-jelas didapatkan dengan cara yang tidak benar, tidak akan diterima oleh Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, ''Allah tidak akan menerima sedekah dari harta yang didapatkan dengan cara-cara yang ghulul, seperti menipu.'' (HR Imam Muslim).
Karena itu, menjadikan berinfak sebagai gaya hidup, pada hakikatnya adalah menumbuhkembangkan semangat bekerja yang tinggi di kalangan umat, menjauhkan diri dari kemalasan, sekaligus menghindari perilaku yang merusak kehidupan masyarakat dalam mencari rezeki, seperti korupsi, yang pemberantasannya sekarang sedang digalakkan.
Rabu, 30 Desember 2009
Berinfak sebagai Gaya Hidup
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar