Hari-hari ini, para calon jamaah haji sudah mulai sibuk dengan latihan manasik haji. Bagi mereka -- dan juga kita semua -- perlu diingatkan bahwa ibadah haji sesungguhnya mengandung tiga tujuan. Pertama, memenuhi kewajiban terhadap Allah SWT. Kedua, membulatkan kelima rukun Islam. Ketiga menyempurnakan tauhid untuk mengabdi di jalan Allah sebagai mukmin sejati.
Ibadah haji adalah suatu perjalanan untuk menghadap Allah SWT, menemui dan mendekatkan diri kepada-Nya, memohon pengampunan dan rahmat-Nya, sebagai suatu kewajiban setiap muslim sekali dalam hidupnya. Bagi yang tidak mampu boleh tidak melaksanakan. Tetapi yang sengaja tidak mau melakukan meskipun mampu, adalah kufur dalam perbuatan (Q.S. 3: 97).
Pada umumnya bimbingan manasik haji bagi para calon jamaah haji -- demikian pula buku-buku petunjuk tentang perjalanan haji -- hanya menguraikan tentang persiapan yang perlu selama dalam perjalanan menuju dan pulang dari tanah suci, urutan pelaksanaan ibadah haji, kumpulan doa dan zikir yang penting, serta arti ibadah haji. Bimbingan lebih banyak menekankan pada limpahan kenikmatan berhaji bagi diri para calon haji. Padahal ada makna yang lebih besar lagi, yaitu kewajiban para haji terhadap bangsanya.
Islam adalah agama yang sarat dengan perintah untuk peduli kepada keadaan di sekeliling dan menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat. Islam bukanlah agama untuk kepentingan diri sendiri, yaitu mengumpulkan pahala sebanyak mungkin untuk keselamatan diri sendiri tanpa peduli kepada lingkungannya. Islam adalah agama untuk kepentingan bersama, yaitu semua yang ada dalam alam semesta ini (Q.S. 34:28 dan 81: 27).
Dalam salat yang lima waktu kita tidak saja berdoa untuk memohon pengampunan dan rahmat-Nya bagi diri kita sendiri, tetapi juga bagi Nabi Muhammad SAW dan keluarganya, orang tua dan anak cucu kita, serta semua kaum muslimin. Dengan zakat kita diajari untuk menghayati dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh umat.
Setiap muslim mempunyai peranan dalam mewujudkan masyarakat Islam yang maju dan berkeadilan sosial. Lebih-lebih bagi kaum muslimin yang telah sempurna rukun Islamnya, karena lebih siap bekalnya untuk menjadi khalifah di muka bumi.
Oleh karena itu dalam memberikan bimbingan manasik haji kepada para calon jamaah haji itu juga perlu kita ingatkan tentang tugas dan tanggung jawabnya kelak setelah menjadi haji. Menjadi haji haruslah disertai tekad untuk menjadi pemimpin umat di jalan Allah, yaitu memerangi kezaliman dan keterbelakangan, serta mewujudkan keadilan dan kesejahteraan. Sedangkan kepada kaum muslimin yang sudah haji, kita serukan untuk bangkit dan bersama-sama memimpin bangsa, untuk secepatnya mengubah nasib bangsanya menjadi bangsa yang maju dan berkeadilan sosial. ahi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar