Minggu, 16 Mei 2010

Karakter Umat


Oleh A. Ilyas Ismail


Sungguh menarik, dalam Alquran kata umat (ummah) disebut lebih banyak dari kata Islam (al-Islam). Kata Islam disebut hanya 6 (enam) kali, sedangkan kata umat dalam berbagai derifatifnya diulang sebanyak 64 kali. Ini bisa dipahami bahwa Islam sejatinya tak dapat dipisahkan dari umat dan bahwa Islam harus ditransformasikan dalam wujud umat dengan watak dan karakternya yang khusus (khas).

Karakter menunjuk watak dasar, sifat-sifat khas yang menjadi dan membentuk identitas dari sesuatu, tetapi sekaligus menjadi kekuatan dan keistimewaannya.

Umat Islam, menurut ulama besar dunia, Yusuf al-Qaradhawi, memiliki watak dan karakter yang khas. Dalam bukunya yang monumental, Kayfa Nata`mal Ma`a al-Qur'an, Yusuf al-Qaradhawi menunjukkan empat karakter dasar umat Islam, yaitu ketuhanan (rabbaniyah), moderat (wasathiyah), dakwah (al-da`wah), serta persatuan (al-wahdah).

Rabbaniyah, karena umat Islam dibentuk oleh wahyu, dipelihara oleh ajaran-ajaran Islam dan hukum-hukumnya. Kata-kata, "Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan," (QS al-Baqarah [2]: 143) menunjukkan bahwa Allahlah yang menciptakan umat ini. Juga kata, "dilahirkan untuk manusia", (QS Ali Imran [3]: 110), menunjukkan bahwa Allah yang membidani lahirnya umat (Islam) ini.

Wasathiyah, karena umat ini harus memosisikan diri sebagai "penengah" yang senantiasa memelihara keseimbangan (moderasi) baik dalam akidah, ibadah, akhlak, maupun dalam aturan dan hukum; juga keseimbangan antara dunia dan akhirat, material dan spiritual, idealita dan realita, pemikiran dan tindakan, serta antara individual dan sosial.

Al-da`wah, karena umat ini bertugas menyeru manusia pada petunjuk Allah, menyuruh melakukan kebaikan (amar makruf) dan mencegah kemungkaran (nahi munkar) untuk mencapai kemuliaan. "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru pada kebajikan, menyuruh pada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung." (QS Ali Imran [3]: 104).

Al-wahdah, karena umat yang dikehendaki oleh Islam adalah umat yang satu, meskipun terdiri atas berbagai etnik, suku, warna kulit, dan bahasa, yang berbeda-beda. Bagaimana tidak satu, Tuhan mereka satu, yaitu Allah SWT; begitu juga Nabi, kitab suci, syariat, dan pusat orientasi (kiblat) mereka, yaitu Ka`bah.

Untuk itu, pendidikan Islam, dakwah, dan berbagai usaha pengembangan SDM umat, hendaknya diarahkan pada pembentukan dan pengembangan karakter sejati umat ini. Sehingga, umat Islam tidak kehilangan jati dirinya sebagai "kekuatan penyeimbang" yang diharapkan mampu menjadi "saksi" dan memberi "advokasi" di antara berbagai kekuatan yang ada di muka bumi. Wa Allahu a`lam.

Tidak ada komentar:

Al Quran On Line