Oleh Ansori
''Mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik moralnya.'' (HR Abu Daud).
Salah satu aspek yang paling diperhatikan Alquran untuk dibenahi dan diperbaiki adalah moralitas manusia. Demikian besar perhatian Alquran terhadap aspek ini, sampai-sampai Alquran menegaskan dirinya sebagai kitab aturan moral, menjadi sumber rujukan paling utama mengenainya.
Moral, atau biasa disebut dengan akhlak, memiliki peranan yang tak kalah penting dalam kehidupan masyarakat. Ia penopang utama pembangunan masyarakat yang berkelanjutan. Kesalahan atau kehancuran suatu masyarakat manapun sangat bergantung pada kebaikan atau keburukan moralnya.
Setiap anggota masyarakat mampu hidup saling berdampingan, memahami satu sama lain, tolong-menolong, dan mengecap kebahagiaan, selama masih terikat dengan nilai-nilai moral yang agung.
Kemuliaan moral merupakan tuntunan sosial. Artinya, ketika moral yang mulia telah lenyap, yang pada hakikatnya merupakan sarana untuk menciptakan keharmonisan antarsesama manusia, niscaya seluruh anggota masyarakat akan saling berselisih. Untuk kemudian terjerembab ke lembah kehancuran dan kemusnahan.
Sejarah membuktikan bahwa kehancuran bangsa-bangsa terdahulu tidak lain disebabkan oleh lenyapnya unsur moral yang baik. ''Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah), tapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami). Kemudian, Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.'' (QS Al-Isra' [17]: 16).
Nilai penting moral juga berdampak pada perilaku individu manusia serta segala sesuatu yang berkaitan dengannya. Barangkali dapat dikatakan bahwa perilaku manusia senantiasa selaras dengan watak yang tertanam dalam jiwa.
Dalam hal ini Imam al-Ghazali mengatakan, ''Sesungguhnya semua sifat tertanam dalam lubuk hati. Namun, pengaruh yang ditimbulkannya akan terlihat dengan jelas pada anggota tubuh. Karenanya, seseorang tidak berangkat melainkan sesuai dengan sifat dalam hatinya.''
Kemudian, menurut intelektual Muslim terkemuka, Abdul Karim Zaidan, langkah yang seyogianya ditempuh para pembaharu dalam upaya membenahi dan memperbaiki kehidupan dan perilaku manusia adalah membangun dan menyucikan jiwa serta menanamkan nilai-nilai moral yang terpuji.
Selasa, 07 April 2009
Reformasi Moral
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar