Minggu, 17 Oktober 2010

Haji dan Ukhuwah

Oleh Prof Dr Achmad Satori Ismail


Sudah merupakan ketentuan Ilahi, semua ibadah dalam Islam menyimpan berbagai hikmah nan mulia. Hikmah itu ada yang bersifat lahir, bisa diketahui setiap Mukmin, dan ada pula yang tersembunyi, hanya diketahui oleh orang-orang alim yang rasikh (mendalam ilmunya).

Haji termasuk ibadah yang hikmahnya bi sa dilihat secara kasat mata, seperti pengorbanan dengan harta dan jiwa, kepedulian pada sesama, dan lain sebagainya. Selain itu, haji pun memiliki banyak hikmah yang sulit kita indra, kecuali oleh para khawwas (ulama istimewa).

Haji mabrur atau diterima oleh Allah SWT adalah haji yang dilaksanakan secara sempurna dengan memenuhi semua syarat, wajib, dan rukunnya. Tidak ada rafats (bersebadan, omong kotor atau jorok), fusuq (kedurhakaan atau pelanggaran terhadap ajaran agama Allah), dan tidak ada jidal (bantah-bantahan) selama ibadah tersebut. (Al-Baqarah [2]: 197).

“Barang siapa yang melakukan ibadah haji karena Allah kemudian tidak berkata kotor dan tidak melakukan perbuatan-perbuatan fasik atau durhaka, ia akan pulang tanpa dosa sebagaimana ketika ia dilahirkan ibunya. ( Muttafaq alaih).

Ibadah haji bila ditunaikan dengan syarat, rukun, wajib dan sunahnya secara baik akan menghasilkan Muslim bertakwa yang mencerminkan keindahan dalam semua sepak terjangnya.

Sasaran utama haji adalah membersihkan diri dari syirik dan pera ngai tercela, menghiasi diri de ngan akhlak terpuji, serta membekalinya dengan takwa.

Hikmah lainnya adalah mempererat persaudaraan, baik dari aspek sosial, politik, eko nomi, dan agama. Islam adalah agama ukhu wah dan kesatuan: akidah, perasaan, dan pendapat. (QS Al-Anbiyaf [21]: 92)

Semua manasik yang disyariatkan dalam haji merealisasi ukhuwah Islamiyah. Se tiap jamaah yang berihram berpakaian sama, tidak ada perbedaan.

Ibadah haji memberikan peringatan abadi kepada setiap Muslim bahwa mereka adalah umat yang satu, dengan kiblat, kitab, dan manasik yang satu. Mereka be rtemu di Masyfaril Haram terus ke Arafah dan berkumpul di padang Arafah untuk bertaaruf, menebar kasih sayang, untuk memperkokoh ukhuwah Islamiyah.

Meski ibadah haji bisa diselesaikan dalam tiga hari, Allah memberikan waktu cukup panjang, yaitu Syawal , Dzulqadah, dan Dzulhijjah. Supaya umat Islam menyaksikan berbagai hikmah dalam ibadah haji.

(-)

Tidak ada komentar:

Al Quran On Line