Ulama meminta umat Islam memilih
pemimpin yang memiliki empat sifat Rasulullah SAW.
JAKARTA-- Menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009, para ulama mengimbau umat Muslim menggunakan hak pilihnya dengan penuh tanggung jawab. Umat juga diminta menggunakan nalar dan hati nurani dalam memilih pemimpin Indonesia. Kalangan ulama mendorong agar umat Islam memilih pemimpin yang memiliki sifat seperti Rasulullah SAW.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, menyarankan agar umat Islam, khususnya warga persyarikatan untuk memilih pemimpin yang memiliki empat sifat Rasulullah SAW, yakni sidik (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabliq (komunikatif), dan fatonah (cerdas).
"Dalam bahasa kekinian, sidik itu jujur atau kredibel, amanah berarti bertanggung jawab atau akuntabel, tabliq berarti komunikatif dan fatonah itu cerdas. Perpaduan keempat sifat ini dapat membentuk karakter kepemimpinan yang andal," ujar Din kepada Republika, Kamis (14/5).
Menurut Din, saat ini Indonesia memerlukan pemimpin visioner yang memiliki kecerdasan dan mampu membaca masa depan. ''Ke arah mana bangsa ini akan dibawa serta kecerdasan membaca realitas yang dihadapi. Inilah implementasi dari sifat fatonah," ujarnya menegaskan.
Selain itu, tutur dia, Indonesia juga membutuhkan seorang pemimpin yang bisa berkomunikasi kepada rakyat untuk menjelaskan visi, misi, program, dan sekaligus kemampuan memotivasi atau menggerakkan rakyat. Karena itulah, kata dia, umat harus memilih pemimpin yang memiliki sifat tabliq.
Yang tak kalah penting, ungkap Din, umat perlu memilih pemimpin yang memiliki sifat sidik, yakni pemimpin yang jujur kepada diri sendiri, rakyat, dan bangsanya. Sayangnya, tutur dia, tak ada satu pun calon pemimpin Indonesia yang memiliki seluruh sifat Rasulullah itu.
"Memang dalam konteks saat ini, sulit merealisasikan sifat Rasul secara maksimal, tapi bisa saja ada. Masyarakat harus terlibat aktif dalam pemilihan tersebut. Pilih yang terbaik dari yang baik atau pilih yang baik dari yang kurang baik," tuturnya.
Hal senada juga diungkapkan Ketua Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Bagdja. Menurut dia, dalam Islam seorang pemimpin adalah orang yang memiliki sifat seperti Rasul yang menjadi uswatun hasanah atau teladan. "Seorang pemimpin itu harus jujur, berani mengatakan yang benar itu benar, serta menjalankan tugas dengan penuh amanah."
Sayangnya, papar dia, sekarang ini sangat sulit mencari pemimpin yang memiliki keempat sifat Rasulullah itu. ''Saat ini, banyak pemimpin yang tidak jujur dan tidak mampu menjalankan amanah,'' tuturnya. Untuk itu, Kiai Ahmad Bagdja mengingatkan agar umat tidak salah memilih pemimpin pada Pilpres 2009.
"Memilih pemimpin itu bagian dari ibadah, pilih pemimpin yang bisa menjalankan imamah dan sesuai dengan nilai-nilai keislaman. Kalau yang ideal tidak ada, pilih yang punya potensi besar mendekati sifat tersebut. Umat pasti sudah tahu itu," ujarnya.
Menurut dia, umat tak boleh memilih pemimpin berdasarkan kedekatan saja, tapi harus melihat sifat-sifatnya. "Allah memperingatkan jangan pilih saudaramu, karibmu, keluargamu, yang mengajak kepada kekufuran atau mengajak yang tidak baik."
Ketua Umum PP Dewan Masjid Indonesia (DMI), KH Tarmizi Taher, mengatakan, umat Islam harus memilih pemimpin yang baik. Menurut Alquran, kata dia, pemimpin yang baik itu senantiasa merasa sedih atas penderitaan masyarakat yang dipimpinnya. Selain itu, kepemimpinannya mendatangkan kebaikan bagi rakyatnya serta pemaaf atau lapang dada terhadap kesalahan yang dipimpinnya.
Kiai Tarmizi menyarankan agar umat memilih pemimpin yang paling tidak mendekati sifat-sifat Rasulullah SAW dan sifat-sifat pemimpin yang tercantum dalam Alquran. "Kita kan sudah melihat performa, tingkah laku, dan amanah dari capres dan cawapares. Buatlah nilai untuk setiap sifat yang mendekati kriteria tersebut. Tapi, jangan berharap kesempurnaan atau nilai bagus, pilihlah yang mendekati kesempurnaan tersebut."
Sementara itu, Ketua Ikatan Dai Indonesia (IKADI), KH Prof Ahmad Satori Ismail, menjelaskan, umat Islam perlu memilih seorang pemimpin yang memiliki keluasan ilmu, kekuatan jasmani, dan bisa dipercaya. Menurut dia, memilih pemimpin merupakan amanah yang harus dipertanggungjawabkan. "Pilihlah pemimpin yang sesuai dengan syarat yang disebutkan di dalam Alquran, pilih orang yang mengerti agama, amanah, dan jujur," paparnya.
Keluarga Alumni Masjid Salman (Kalam) seusai menggelar doa anak bangsa bersepakat bahwa Pilpres 2009 merupakan sebuah kesempatan besar bagi rakyat Indonesia, untuk mendapatkan pemimpin yang terbaik. Menurut Kalam, pemimpin Indonesia untuk lima tahun mendatang haruslah seseorang yang mampu membuka jalan bagi bangsa ini meraih kesejahteraan, sekaligus keluar dari permasalahan-permasalahan yang melingkupi bangsa ini.
Menurut salah seorang aktivis Kalam, Buroki Tarich, pemimpin tersebut hendaklah mengelola negara dengan semangat nasionalisme tinggi, berbasis moral dan religiusitas yang kokoh, serta berfokus pada aneka program utama yang memang diperlukan rakyat. she/one
Tidak ada komentar:
Posting Komentar